PROLOG
Entah apa yang
salah dari semua ini, semuanya terasa begitu asing. Benar – benar sangat asing,
bahkan aku seperti kehilangan diriku sendiri. Semua ini terasa begitu
membingungkan, bahkan aku tidak tahu letak kesalahanku. aku seperti mengambang
dan begitu sangat kebingungan. Aku ingin merubah semuanya, tapi mengapa selalu
saja ada cobaan. Apa yang salah dengan hati ini, dengan semua pemikiran ini.
Aku begitu kehilangan semangat, hingga terkadang aku bingung hingga bahkan
menjadi mudah lupa. Mungkin aku bisa menebak sejak kapan semua ini terjadi. Ya
benar, semua ini terjadi ketika semua hubungan itu mulai retak. Benar – benar
retak,bahkan berpikir untuk memperbaiki pun seakan tak mau. Entah, entah apa
yang membuatnya seperti ini.
Semua itu berawal
ketika kita seperti mulai kehilangan pembicaraan,kehilangan semua kemesraan,
bahkan kita pun seolah tak mengenal lagi arti kebersamaan. Kau, mulai melupakan
ku. Tapi aku, seolah mengingat mu dengan sosok yang berbeda.
Keceriaan,senyuman, bahkan tangisan kini sudah memudar. Benar – benar pudar.
Entah pergi kemana semua itu, semuanya menghilang perlahan tanpa sedikit pun berpamitan.
Mengapa secepat ini? 10 bulan memang bukan waktu yang sebentar bagi kita yang
baru mengenal. Yaa mengenal arti dari kata sebuah cinta. Cinta yang benar –
benar cinta atau semua ini hanya sebuah sandiwara untuk mengisi waktu kosong mu.
Mungkin sangat bisa kutebak kau hanya menganggap semua ini permainan dan hanya
sebuah rasa tanpa keseriusan. Entah aku yang salah menempatkan hati atau
mungkin aku yang terlalu berharap? Pikiran ku selalu menolak jika aku
menganggap semuanya ini hanya sebagai permainan yang mungkin anak remaja
sekarang bilang “hanya untuk statusan”. kau,seperti tak ingat dengan kata –
kata yang pernah kau ucapkan. Kata yang dengan refleks keluar dari mulutmu,
bahkan keluar dengan spontan dari hatimu. Bagai petir yang menyambar,kata –
kata mu begitu mengagetkan. Begitu menyenangkan, dan mampu membuat bibir ini
menyimpulkan sedikit senyuman manis nan tulus. Bukan keindahan atau keformalan
bahasa yang kau lantunkan, tetapi sebuah cinta yang keluar bersamaan dengan
sebuah ketulusan. Begitu sakti kata itu, hingga dulu mampu membuat ku hingga
terbata – bata untuk berbicara,dan sekarang mampu membuat hatiku seakan pecah
tanpa sisa. Sakti bukan?
Kau memang jago
membuat semua orang tersenyum, membuat semua orang tertawa. Begitu pula aku
yang terjebak dengan semua sihir mu. Tapi bagai pelet, semua ini terjadi hanya
sementara. Sangat sementara. Sihir mu seperti tidak lagi ingin mempengaruhi ku.
Jika kau ingin tahu, aku selalu saja berharap sihir mu itu permanently not to
temporary. Tapi apa ada didunia ini yang selamanya, tidak bukan? Sekarang aku
mengetahui semua jawabannya. Tidak semua, tapi hanya sedikit dari semua tanda
tanya. Jawaban yang mungkin akan membuat ku sedikit lega,lebih nya aku harap
akan membuat ku merasa tenang. Jawabannya,mungkin salahku. Mungkin aku yang
terlalu menyimpan juga memasrahkan hati ini. Yaa aku yang terlalu berharap. Apa
yang harus aku lakukan dengan semua keadaan ini? mungkin waktu yang akan
menjawab. Aku, akan mengikuti alurnya.
‘28